ASAM SULFAT
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
1.
Mampu melakukan pengenceran asam sulfat
pekat.
2.
Memahami sifat asam sulfat pekat
sebagai oksidator dan dehidrator.
3.
Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat
pekat dengan logam Cu, Fe, maupun Zn.
4.
Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi
ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan encer.
5.
Memahami dasar teori tentang asam
sulfat.
II.
LANDASAN
TEORI
Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa latin acetum yang
berarti cuka serta merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti zuur
(bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman). Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam
buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit
pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya
adalah aquan fortil (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk
memisahkan emas dan perak.
Dalam industri
besar ataupun industri rumahan, banyak proses- proses industri bergantung pada
tingkat keasaman mediumnya. Misalnya pada pembuatan tahu, kualitas pembentukan
tahu (proses pengendapan) ditentukan keasaman larutan medianya. Dengan
demikian, kimia asam penting dipelajari karena aplikasinya yang sangat beragam
dalam kehidupan sehari-hari.
Ø
Teori Asam Arrhenius
Pada tahun 1777, Antonie Laurent Lavoiser (1743-1974)
mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan
bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814
Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat
yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat
didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain. Namun, konsep yang cukup
memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius
(1859-1927). Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+).
Ø
Teori BrØnsted – Lowry
Menurut
definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam- basa konjugat. BrØnsted dan Lowry
secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut
dalam air.
Ø
Teori Asam Basa Lewis
Teori
asam basa Bronsted-Lowry didasarkan pada serah terima proton. Lewis memperkenalkan teorinya tentang asam basa
berkaitan dengan serah – terima pasangan elektron. Asam merupakan ion atau molekul yang mampu
menerima pasangan elektron (akseptor pasangan
elektron), sedangkan basa merupakan ion atau molekul yang dapat memberikan
pasangan elektron (donor pasangan elektron). Konsep asam basa Lewis ini
memperluas konsep asam basa Bronsted-Lowry, dalam kaitannya dengan
senyawa-senyawa yang tidak memiliki proton.
Asam adalah yang menghasilkan ion H+ dalam larutan. Jumlah ion
H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+
disebut asam monoprotik (asam berbasa
satu), sedangkan asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik (asam berbasa dua). Berdasarkan
ada tidaknya oksigen, asam dikelompokan menjadi:
-
Asam oksi : asam-asam yang mengandung oksigen.
-
Asam nonoksi :
asam-asam yang tidak mengandung oksigen.
Secara umum asam merupakan senyawa kimia
yang apabila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan larutan dengan pH < 7.
Asam sulfat, H2SO4,
merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah
satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun
2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Asam
sulfat merupakan senyawa kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan
dengan senyawa kimia lainnya. Asam sulfat biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat warna, insektisida,
obat-obatan, plastik, baja, dan baterai. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan
bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Kegunaan
asam sulfat di Laboratorium umumnya sebagai Reagent atau pereaksi yang umumnya
digunakan di dalam suatu reaksi asam- basa atau reaksi lainnya. Cairan kental, amat korosif. Bereaksi dengan jaringan
tubuh. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air
dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian
dan zat organik serta uapnya sangat iritatif terhadap saluran pernapasan.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah
kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat
yang membantu menetralkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.
Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium
sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat :
Al2O3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 +
3H2O
Asam sulfat merupakan komponen utama huja asam, yang terjadi
karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidai asam
sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan
bakar seperi batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah
reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kedalam asam sulfat pekat, terjadi
pendidihan. Senatiasa tambah asam kepada air bukan sealiknya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan isi padu kedua cairan. Air kurang padu dibanding
asam sulfat dan cenderung untuk terapung diatas asam. Reaksi tersebut membentuk
ion hidronium:
H2SO4
+ H2O H3O+ + HSO4-
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat
merupakan agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan
kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, membentuk
H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming. Asam sulfat bening tidak
berwarna, cairan tak berbau merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai
bahanbaku dan bahan penolonng dalam berbagai industri, sehingga perkembangan
pemakaiannya dapat merupakan indicator bagi perkembangan perindustrian di suatu
negara.
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri
besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual
ke industri otomobil. Asam yang telah
digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant).
Cara pembuatan asam sulfat adalah dengan tahapan proses
oksidasi belerang menjadi SO3 yang selanjutnya direaksikan dengan
air. Proses reaksinya meliputi tahap berikut.
·
Pembakaran
belerang menjadi belerang dioksida : S(s) + O2(g) SO2(g)
·
Oksidasi
belerang dioksida menjadi belerang trioksida : 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
·
Penggabungan belerang trioksida dengan
air : SO3(g) + H2O H2SO4 (aq)
Asam sulfat bersifat
sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan air sangat kuat dan
menimbulkan panas yang sangat tinggi.
Pengenceran asam sulfat
dilakukan dengan jalan menambahkan asam kedalam air secara perlahan, sedikit
demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam asam. Hal itu
akan mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang
membahayakan. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai dehidrator, yaitu
menarik air dari senyawa lainnya.
Asam sulfat murni yang
tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami dibumi oleh karena sifatnya
yang higroskopis. Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan
oleh karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan ‘minyak vitriol’. Pengenceran
asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara perlahan,
sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam asam,
itu mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang berbahaya.
Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya beberapa sebagai oksidator,
manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam pekat
panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam, air
dan sulfur dioksida, asam encer yang
bereaksi dengan logam seperti seng akan menghasilkan garam dan hidrogen.
Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa
lainnya.
III. ALAT DAN BAHAN
A.
Alat :
·
Gelas ukur
·
Tabung reaksi
·
Gelas beker
·
Pipet tetes
·
Batang pengaduk
B. Bahan
:
·
H2SO4 pekat
·
CuSO4 5 H2O
·
Gula Pasir
·
Kayu (korek api)
·
Logam Zn, Fe, dan Cu
·
Aquades
IV.
CARA
KERJA
v
Percobaan 1
Reaksi
pengenceran asam sulfat pekat
1. Asam
sulfat pekat diambil sebanyak 2mL, kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi.
2. Kemudian
air dingin sebanyak 25mL dimasukan kedalam gelas beker.
3. Asam
sulfat pekat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin sambil diaduk.
Kemudian perubahan suhu yang terjadi diamati dan dirasakan.
v
Percobaan 2
Reaksi
dehidrasi
3
buah tabung reaksi disiapkan dan masing-masing diisi dengan 2mL asam sulfat
pekat.
1. Kedalam
tabung reaksi yang berisi 2mL asam sulfat pekat dimasukan sekitar 1gr CuSO4.5H2O.
lalu perubahan yang terjadi diamati dan dicatat sampai waktunya diatas 30
menit.
2. Kedalam
tabung reaksi yang berisi 2mL asam sulfat pekat dimasukan 1 gram gula pasir.
Kemudian perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
3. Kedalam
tabung reaksi yang berisi 2mL asam sulfat pekat dimasukan sebatang kayu (batang
korek api). Setelah itu perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4. Tabung
reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi kayu
diambil. Asam sulfat dituangkan dari tabung reaksi, kemudian dimasukan kedalam
tempat asam sulfat pekat. Lalu CuSO4 dan kayu dikeluarkan dari
tabung. Dan dengan hati-hati CuSO4 dan kayu tersebut dimasukan
kedalam gelas beker yang berisi 50mL air. Lalu perubahan yang terjadi diamati
dan dicatat.
v
Percobaan 3
Reaksi
Oksidasi
1. Kedalam
masing-masing tabung reaksi dimasukan sepotong logam: Zn, Fe, dan Cu.
2. Kedalam
masing-masing logam diatas, ditambahkan 2 mL larutan asam sulfat encer lalu
diamati dan diteliti. Kemudian gas yang timbul diamati dan ditulis reaksi kimia
yang terjadi.
3. Lalu
3 tabung reaksi lain diambil dan dimasukan sebanyak 1 mL asam sulfat pekat
kedalamnya. Lalu masing-masing tabung reaksi dimasukan sepoting logam Zn, Fe,
dan Cu. Kemudian dipanaskan dan diamati.
V.
DATA
PENGAMATAN
v
Percobaan 1
Reaksi
pengenceran asam sulfat pekat
Asam
sulfat pekat
|
Air
|
Perubahan
suhu
|
2
mL
|
25
mL
|
Suhu
terasa hangat
|
v
Percobaan 2
Reaksi
Dehidrasi
No
|
Bahan
kimia
|
Dehidrator
|
Pengamatan
dan hasil
|
1.
|
CuSO4
|
Asam sulfat pekat
|
Berubah warna
dari biru menjadi putih dan tersisa hanya CuSO4
|
2.
|
Gula pasir
|
Asam sulfat pekat
|
Kristal yang
berubahwarna menjadi cokelat kehitaman
|
3.
|
Kayu (korek api)
|
Asam sulfat pekat
|
Kayu dan
larutan menjadi berwarna hitam
|
4.
|
Hasil no. 1
|
Air
|
Dari padatan yang berwarna putih menjadi larutan yang
berwarna biru muda
|
5.
|
Hasil no. 3
|
Air
|
Warna hitam pada kayu mulai meluntur dan kembali seperti
semula
|
v
Percobaan 3
Reaksi
Oksidai
No
|
Bahan
|
Oksidator
|
Pengamatan dan Hasil
|
1.
|
Zn
|
Asam sulfat encer
|
Timbulnya banyak gelembung gas
Reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + H2(g)
|
2.
|
Fe
|
Asam sulfat encer
|
Timbul gelembung gas
|
3.
|
Cu
|
Asm sulfat encer
|
Tidak terjadi
reaksi, tidak ada gelembung gas
Reaksi : Cu(s) + H2SO4(aq)
tidak ada hasil reaksi
|
4.
|
Zn
|
Asam sulfat pekat dan dipanaskan
|
Terjadi
reaksi, timbulnya banyak gelembung gas
Reaksi : Zn(s) + 2H2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + 2H2O(l)
+ SO2(g)
|
5.
|
Fe
|
Asam sulfat pekat dan dipanaskan
|
Terjadi
reaksi timbul gelembung gas
|
6.
|
Cu
|
Asam sulfat pekat dan dipanaskan
|
Terjadi reaksi, ada gelembung gas
Reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq)
CuSO4(aq) + 2H2O(l)
+ SO2(g)
|
VI.
PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini, dilakukan tiga kali percobaan
mengenai asam sulfat yaitu percobaan 1 mengenai pengenceran asam sulfat pekat,
percobaan 2 mengenai reaksi dehidrasi, dan reaksi oksidasi pada percobaan 3. Pada
percobaan 1, 2 mL asam sulfat pekat dimasukan kedalam tabung reaksi dan 25 mL
air dingin dimasukan kedalam gelas beker. Perubahan suhu yang terjadi pada
gelas beker suhunya terasa hangat. Pada percobaan 2, saat asam sulfat
ditambahkan sekitar 1 gram CuSO4.5H2O reaksi yang terjadi
dapat dilihat dari perubahan warna dari biru menjadi putih dan tersisa hanya
CuSO4. Ketika asam sulfat pekat dimasukan kedalam 1 gram gula pasir
terjadi perubahan warna pada gula pasir yang awalnya berwarna putih menjadi
cokelat kehitaman. Dan saat asam sulfat pekat dimasukan sebatang kayu (batang
korek api) terjadi perubahan warna pada batang korek api menjadi hitam seperti
arang karena asam sulfat dapat bereaksi dengan kayu. Saat hasil no.1
ditambahkan air ternyata larutannya berubah dari padatan menjadi larutan
sempurna, kemudian saat hasil pada no.3 ditambahkan air ternyata warna hitam pada
kayu meluntur dan kembali seperti warna kayu sebelumnya. Pada percobaan ke 3
yaitu reaksi Oksidasi, sepotong logam: Zn, Fe, dan Cu masing-masing dimasukan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan asam sulfat encer. Pada Zn ketika
ditambahkan asam sulfat encer muncul gelembung gas dengan reaksi : Zn(s)
+ H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g).
Kerika Fe ditambahkan asam sulfat encer timbul gelembung gas. Cu ditambahkan asam
sulfat encer tidak muncul gelembung gas. Dan saat asam sulfat pekat yang
dipanaskan/sesudah pemanasan bereaksi dengan Zn dan Cu reaksinya lebih lama
larut atau sedikit larut, dan apabila pemanasannya secara optimal mungkin akan
tidak larut karena H+ pada
asam berikatan dengan H2O (uap air).
VII.
KESIMPULAN
1. Pengenceran
asam sulfat yang dilakukan dengan reaksi oksidasi saat asam sulfat pekat yang
dipanaskan ditambahkan logam-logam Cu dan Zn, ternyata sedikit larut karena H+
pada asam berkaitan dengan H2O (uap air).
2. Asam
sulfat dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk bahan peledak,
detergen, plastik baterai dan lain-lain.
3. Asam
sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik,
dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan.
4. Asam
sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan air
sangat dan menimbulkan panas yang dingin.
5. Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam
mineral (anorganik) yang kuat. Serta dapat larut dalam air pada semua perbandingan.
6. Asam
sulfat dapat bereaksi dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik serta uapnya
sangat iritatif terhadap saluran pernapasan.
7. Pengenceran
asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara perlahan.
8. Dan
saat pengenceran terjadi, yaitu asam sulfat pekat ditambahkan air reaksinya
dilihat dari perubahan suhu yang dialami.
9. Selain
itu juga saat asam sulfat ditambahkan CuSO4.5H2O reaksi
yang terjadi dapat dilihat dari perubahan warnanya dari biru menjadi putih dan
tersisa hanya CuSO4, saat ditambahkan gula pasir reaksi yang terjadi
adalah gula pasir mengkristal dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman, dan
saat dimasukan sepotong kayu tersebut menjadi hitam seperti arang. Dan saat
hasil pada no.1 ditambahkan air ternyata larutaanya berubah dari padatan
menjadi larutan sempurna, kemudian saat hasil pada no.3 ditambahkan air
ternyata warna hitam pada kayu mulai meluntur dan kembali seperti warna kayu
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Kimia
Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan kimia Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Udayana : Bukit Jimbaran, Bali
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU
untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
http://denny-gusti-manfaatbahankimia-kimiaind.blogspot.com/2012/03/kegunaan-asam-sulfat-di-laboratorium.html/
Diakses 16 April 2103
http://chem-is-try.org.html/
Diakses 16 April 2013
http://kelaskuxic.wordpress.com/2013/03/29/asam-sulfat-encer/
Diakses 17 April 2013