Bab 1
Keyla berada disebuah restoran jepang. Sembari menunggu pesanan sushinya
datang, gadis berparas imut itu memandangi setiap pengunjung yang lalu lalang
disekitarnya. Tanpa sengaja mata bulat milik keyla memandangi sebuah meja
bernomor 14 yang diduduki oleh dua orang remaja, tampaknya mereka adalah
sepasang kekasih. Entah mengapa keyla merasa sangat mengenali bentuk tubuh
cowok yang duduk membelakangi keyla. Keyla terus menatap lekat-lekat kearah
cowok yang mengenakan T-shirt berwarna biru itu. Sang cewek akhirnya sadar
kalau cowoknya terus dipandangi oleh Keyla, cewek itu menatap kesal kearah
keyla yang kebetulan posisi duduknya dengan keyla saling berhadapan. Merasa
kepergok karena telah memandangi cowok orang, Keyla gelagapan dan untungnya
pelayan datang menyelamatkan keyla sambil mengantarkan pesanan milik Kelya.
Kelya segera mengalihkan pandang kearah sushinya dan segera melahapnya dan
seolah lupa dengan apa yang baru saja dilakukannya.
10 menit kemudian Keyla telah menghabiskan 2 porsi suhsi pesanannya.
Keyla memang sangat menggemari sushi jadi tidak heran kalau ia dapat
menghabiskan 2 porsi bahkan lebih seorang diri. Rasa penasaran masih menjalari
pikiran Keyla, setelah mengabiskan orange juice yang menjadi teman makan
sushinya, Keyla kembali pada aktivitas sebelumnya. Keyla belum dapat menangkap
sosok cowok itu dengan pasti apakah dia mengenalinya atau tidak, karena posisi
cowok itu membelakangi dirinya dan selalu menatap lurus kearah ceweknya.
Terkadang cowok itu berlagak sok romantis, sesekali cowok itu menyuapi sang
cewek. Melihat itu Keyla jadi teringat pacarnya, Ray. Ray terkadang juga suka
menyuapi Keyla kalau mereka tengah makan berdua. Terbesit dipikiran Keyla kalau
cowok yang sedang diperhatikannya itu adalah Ray. Namun Keyla segera menepis
pemikirannya itu jauh-jauh. Tidak mungkin itu Ray, karena Ray sekarang sedang
bekerja paruh waktu sebagai pemain gitar acustic di sebuah café. Keyla
harap-harap cemas, tidak mungkin itu Ray. Tapi kalau itu Ray bagaimana? Apakah
Ray selingkuh? Keyla terus memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang menari-nari
dipikirannya. Akhirnya keyla memutuskan untuk menghampiri meja nomor 14 itu. Ia
sudah memasang muka tebal apabila orang yang awalnya disangka Ray adalah orang
lain. Selangkah demi selangkah Keyla berjalan mendekati meja nomor 14. Begitu
sampai dan berdiri tepat diantara cewek dan cowok yang nampaknya tengah asyik
mengumbar kemesraan. Sontak saja pupil mata keyla membesar tidak percaya dengan
indra penglihatannya kalau orang itu adalah Ray, benar-benar Ray. Bukan orang
lain. “Ray”, panggil Keyla. Nada suaranya bergetar menahan tangis. Yang
dipanggil menoleh dan tampak terkejut. Pelupuk mata Keyla memanas, siap
mengeluarkan cairan bening yang disebut air mata. Namun keyla berusaha agar air
mata itu tidak tumpah. Ia tidak mau menangis didepan Ray karena itu akan
membuatnya lemah dimata Ray. Keyla mundur selangkah demi selangkah, dan segera
berbalik meninggalkan meja nomor 14. Ray hanya melongo memperhatikan sosok
Keyla yang mulai menjauh tanpa ada keinginan untuk mengejarnya. Keyla terus
berlari berharap ada lubang hitam yang akan melahapnya masuk kedalam dan tidak akan kembali muncul
kepermukaan. Dan ternyata lubang hitam itu memang benar-benar ada, lubang hitam
itu melahap keyla yang jatuh kedalam lubangnya yang sangat dalam dan gelap..
“AAaaaAaaaA…” Keyla menjerit sekuat-kuatnya..
Keyla terbangun dari tidurnya. Ternyata ia hanya bermimpi. Yahh mimpi
buruk tentang Ray sudah 3 kali hadir dalam tidurnya belakangan ini. Diliriknya
jam dinding Rillakuma yang terpasang didinding kamar Keyla. Pukul 01.30 pagi.
Keyla menyeka keringat dingin diwajah mulusnya dengan punggung tangannya. Ia
segera mencari-cari benda mungil berbentuk persegi panjang dikasurnya. Setelah
ketemu, Keyla segera menekan tulisan call pada nama “Ray my chagi” di layar hape
touchscreennya. Terdengar nada sambung diseberang sana. Keyla cemas takut
mimpinya menjadi kenyataan karena telponnya tidak diangkat-angkat. Tak berapa
lama kemudian terdengar suara diseberang sana.
“ada apa Keyla? Kenapa malam-malam menelpon? Apa ada sesuatu yang
terjadi? Kamu gak apap-apakan?” serentetan pertanyaan keluar dari mulut Ray.
“hmm aku gak papa, aku cuma pengen tau keadaanmu, kamu baik-baik aja
kan? Lagi dimana?” Keyla tak sepenuhnya menjawab pertanyaan dari Ray,
sebenarnya ia tau keberadaan Ray saat ini, yaitu disebuah café tempat Ray
bekerja paruh waktu sebagai pemain gitar akustic. Namun, ia hanya ingin
memastikannya saja.
“aku baik-baik aja Key, aku lagi dicafe nih, maaf ya aku angkatnya
sedikt lama soalnya tadi aku lagi distage. Untungnya temenku ngasih tau aku
kalau ada telepon. Gimana sama kamu sendiri Key, kamu baik-baik aja? Kenapa
pertanyaanku nggak dijawab? Apa ada sesuatu yang terjadi sama kamu?” terdengar
nada kecemasan dibalik suara Ray yang lembut. Satu hal yang membuat nilai plus
Ray dimata Keyla yaitu suara Ray yang lembut, apalagi jika Ray menyanyi
suaranya benar-benar merdu, dan sanggup meluluhkan hati Keyla dengan sebuah
nyanyian. Keyla jadi ingat kejadian dua tahun yang lalu saat Ray menyatakan
cintanya kepada Keyla dengan menyanyikan sebuah lagu milik padi berjudul
menanti sebuah jawaban. Malam itu Ray sengaja mengajak Keyla ke café tempat Ray
bekerja. Keyla sangat menikmati suasana café pada malam itu. Karena ruangan
café didekorasi dengan sangat apik, café itu
sepertinya sengaja didesain agar pengunjung merasa nyaman. Apalagi
penerangan café ini bila malam hari lebih banyak mengandalkan peneragan lilin,
sehingga nuansa romantis sangat kental terasa dicafe ini.
Keyla menikmati secangkir moccacino bersama Ray yang duduk dihadapannya.
Banyak hal-hal yang mereka bicarakan, namun lebih dominan tentang sekolah.
Setelah lama berbincang-bincang, Ray permisi meninggalkan Keyla dengan alasan
ingin kekamar mandi. Sekitar 10 menit menunggu Ray yang tak kunjung datang,
Keyla mulai agak gelisah. Pasalnya sepuluh menit bukan waktu yang singkat untuk
cowok pergi kekamar kecil. Keyla takut Ray meninggalkannya.
Tiba-tiba lampu penerang yang ada distage café itu padam. Keyla
memfokuskan pandangannya kearah stage. Keyla agak terkejut melihat Ray kini
berada diatas stage sembari memegang sebuah gitar akustic. Ray duduk pada kursi
yang telah disediakan sebelumnya. Kemudian ia mengarahkan microfonenya agar pas
dengan posisinya duduk. Keyla jadi teringat pada pembicaraannya tadi dengan Ray,
kalau Ray bekerja dicafe ini sebagai pemain gitar akustic. Keyla memanfaatkan
kesempatan ini untuk mendengarkan suara Ray ketika bernyanyi. Keyla tersenyum
kearah Ray, kebetulan posisi duduk Keyla tidak begitu jauh dari stage sehingga
Ray dapat menangkap senyuman Keyla dan membalasnya.
“lagu ini aku persembahkan untuk seseorang yang aku sayangi” ungkap Ray
dari atas panggung kemudian jemarinya mulai memetik senar gitar dengan lihai
diiringi dengan suara Rai yangg sanggaaat merdu..
Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Seiring jejak kakiku bergetar
Aku tlah terpaku oleh cintamu
Menelusup hariku dengan harapan
Namun kau masih terdiam membisu
Sepenuhnya aku...ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
Setulusnya aku...akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu
Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tau isi hatiku...
Dan seiring waktu yang terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku
Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Seiring jejak kakiku bergetar
Aku tlah terpaku oleh cintamu
Menelusup hariku dengan harapan
Namun kau masih terdiam membisu
Sepenuhnya aku...ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
Setulusnya aku...akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu
Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tau isi hatiku...
Dan seiring waktu yang terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku
Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Ray mengakhiri nyanyiannya. Keyla terperangah mendengar suara merdu
milik Ray. Terbesit keinginan dihati Keyla andai orang yang disayangi Ray
adalah dirinya. Namun Keyla segera menepis harapan palsu tersebut. Usai
bernyanyi Ray tidak segera meninggalkan stage. Ia masih berdiri diatas panggung
menatap lurus kearah Keyla.
“lagu yang baru saja aku nyanyikan itu, ku persembahkan untuk orang yang
sangat spesial dan sangat aku sayangi, aku harap setelah menyanyikan lagu itu
orang yang aku sayangi bisa mengetahui tentang perasaanku yang sebenarnya,
bahwa aku sangat mencintainya. Dan malam ini…..” Ray menghentikan
pembicaraannya. Kemudian ia turun dari panggung dan berjalan kearah Keyla.
Sepanjang Ray berjalan kearah Keyla, Keyla hanya terpaku menatap sosok tampan
Ray yang semakin dekat berjalan kearah dirinya. Keyla tidak yakin apakah ini
kenyataan atau hanya sebuah imajinasi yang begitu ia sadar, semuanya akan
lenyap seketika bagaikan asap. Jangan sampai imajinasi ini melambungkan dan
menjatuhkan dirinya seketika. Keyla harus bangun dari imajinasii ini. Beberapa kali
ia mengarjap-ngerjapkan matanya agar ia kembali pada kenyataan. Namun, keadaan
tetap sama hingga akhirnya Ray berdiri persis dihadapan Keyla, Ray berlutut dan
menyodorkan sebuah mawar hitam.
“Key, would you be my girl friend?”
Seluruh pengunjung café pada malam itu mendapatkan tontonan gratis dan
memusatkan perhatian pada Keyla dan Ray. Layaknya pada flim drama percintaan,
kini Keyla berperan sebagai seorang aktris yang tengah menerima sebuah
penembakan dari seorang pria tampan. Sang pria dengan sorot mata penuh
ketulusan berharap akan mendapatkan balasan cinta dari sang gadis. Keyla berusaha
mencari kebohongan disetiap mata Ray. Namun tak terlihat sama sekali oleh
Keyla. Yang terlihat hanyalah pancaran ketulusan dari mata Ray.
Selama beberapa detik suasana café senyap. Semua pengunjung termasuk Ray
dan Keyla diam membisu. Hati Keyla bergejolak, ternyata ia tidak bertepuk
sebelah tangan. Sebenarnya ingin rasanya Keyla berteriak sekencang-kencangnya
dan mengatakan bahwa ia juga ingin menjadi pacarnya Ray. Sebagai jawaban untuk
Ray, Keyla mengangguk disertai senyuman manis khas Keyla. Bersamaan dengan itu
para pengunjung café memberikan tepuk tangan yang meriah bahkan ada yang
bersiul seakan merasakan euforia yang dirasakan oleh Ray. Ray tersenyum
bahagia, ia merasa sangat bahagia dengan jawaban yang diberikan Keyla. Saking
bahagianya Ray memeluk Keyla dan Keyla menerima pelukan dari Ray. Bagi Keyla
malam itu adalah sebuah kenyataan yang melambungkan dirinya hingga langit
ketujuh.
Kembali saat ini, tanpa sadar Keyla mengingat kejadian dua tahun yang
lalu. Senyum tipis mengembang dibibirnya yang mungil “gak terjadi apa-apa sama
aku Ray, ya udah kalo gitu kamu lanjutin
aja kerjanya, bye sayang.. oh ya inget kerjanya jangan sampe kecapekan
besok kan kamu musti sekolah,”
“siipp boss, tidur yang nyenyak ya sayang.. byee”
Sambungan telpon terputus.
Keyla menaruh hapenya diatas meja, kemudian ia kembali menarik
selimutnya dan tidur.
****
“Ver, menurutmu mimpi itu bisa
jadi kenyataan gak sih?” tanya Keyla kepada Vera sahabatnya saat jam istirahat.
“memang kamu mimpiin apa Key?”
“masih sama yang kaya kemaren, aku mimpiin Ray selingkuh,” Keyla
berbicara seraya memainkan sedotan estehnya.
“Ray selingkuh? Gak mungkinlah Key. Lagian kamu tau sendiri kan kalo Ray
tu sayang banget sama kamu jadi ga mungkin selingkuh. Lagian itu cuma mimpi,
bukan kenyataan. Siapa tau arti mimpimu itu malah sebaliknya. Ray itu makin
sayang sama kamu.” Ucap Vera disela-sela vera menghabiskan sepring baksonya.
“hmm mudah-mudahn sih gitu,” ujar Keyla tak bersemangat, sepertinya ia
kurang puas dengan jawaban Vera. Semenjak mimpi buruk itu hadir menemani tidur
Keyla, Keyla seperti menduga-duga kalau Ray selingkuh. Walaupun dugaannya itu
hanya terkubur dalam pikirannya. Ia tidak berani menanyakannya pada Ray. Takut
Ray akan marah dan beranggapan kalau Keyla tidak mempercayai Ray lagi.
Sepulang sekolah seperti biasanya Ray selalu mengantarkan Keyla pulang.
Namun, kali ini Ray mengajak Keyla makan diluar dulu sebelum mengantarkan
kerumah Keyla. Ray memilih rumah makan steak panggang. Disana mereka memesan
menu makanan yang berbeda, Ray memesan chiken crispy steak dan minumannya lemon
tea. Sedangkan Keyla memesan beef steak serta milkshake strwaberry sebagai
minumannya. Ray mencatat pesanan makanan mereka, kemudian ia memberikannya pada
kasir. Sistem pemesanan rumah makan disini memeang agak berbeda dari rumah
makan lainnya yang pada umumnya sang pelayanlah yang datang kemeja pelanggan
dan mencatat makanan yang akan dipesan. Sembari menunggu makanan datang, Ray
membuka pembicaraan. “Key kok dari tadi diem aja? Ada yang kamu pikirin?” tanya
Ray
“Enggak kok, Cuma lagi gak enak badan aja,” jawab Keyla bohong
“Seriusan? Kenapa kamu gak bilang? Tau gitu mending tadi langsung pulang
kerumahkan,”
“gak papa kok, lagian aku juga pengen keluar makan bareng sama kamu,”
kata Keyla. Kalau yang ini Keyla tidak berbohong.
“tapi kan tetep aja kamu harus istirahat dirumah, aku gak mau kamu
nantinya malah tambah sakit. Atau kita bungkus aja?”
“gak usah Ray, enakan makan disini. Lagian kitakan akhir-akhir ini udah
jarang makan diluar bareng.”
“ya udah kalo itu mau kamu,” Ray mengacak lembut rambut Keyla. Tak
berapa lama makanan yang mereka pesanpun datang.
Ray dan Keyla tiba dirumah Keyla sekitar pukul empat sore. Ray
memberhentikan motornya didepan gerbang rumah Keyla. Rumah Keyla beraksitektur
minimalis modern. Bangunannnya berdiri kokoh dengan taman disekitar halaman
depan sehingga memberi kesan asri.
“kamu ga mampir dulu?” tanya Keyla setelah turun dari motor Ray.
“lain kali aja deh, kamu harus istirahat biar gak kecapekan. Aku balik
dulu Key, inget ya habis ini minum obat,”
“siipp my chagi” Keyla berhormat pada Ray, suatu kebisaan Keyla adalah
memanggil Ray dengan sebutan chagi atau chagiya yang berarti panggilan sayang
dalam bahasa korea. Ray baru pergi ketika Keyla sudah masuk kedalam rumah.
“tadi diantar Ray?” tanya Angga. Angga adalah kakak Keyla yang kini
sedang menempuh kuliah dijurusan arsitektur.
“ia kak, gak kuliah?”
“udah pulang dari tadi,” jawab angga tanpa memperhatikan Keyla,
pandangannya tetap lurus pada layar laptop. Keyla menghela napas, sifat
kakaknya memang begitu, terlalu serius bila sedang mengerjakan tugas kuliah
beda sekali dengan dirinya.
Bab 2
“Keylaaaa…” Teriak Vera dari
ujung koridor, suaranya terdengar lantang sehingga beberapa murid sampai
menoleh keasal suara.
Keyla menoleh. Kemudian ia menghentikan langkahnya agar Vera dapat
menyusulnya. “Ver ngapain sih kamu pake teriak segala,” rutuk Keyla dengan
wajah sengaja dibuat kesal. Vera hanya nyengir sambil membentuk huruf V dengan
jari tangannya.
“Habisnya aku uda gak sabar pengen ngasi tau kamu,” jawab Vera dengan
wajah sumringah.
“Emanng kamu mau ngasi tau apa?” Keyla jadi penasaran.
“Sebentar lagi sekolah kita kan bakal ngadain pensi, aku pengen kita
ikut berpartisipasi. Ini kan kesempatan terakhir kita untuk unjuk kebolehan
sebelum kita lulus.”
“Unjuk kebolehan?” Keyla mengernyitkan kening.
“Ia Keyla, unjuk kebolehan,” jawab Vera gemas karena Keyla gak konek.
“Gini lo, aku pengen waktu pensi kita nyumbangin atraksi dance cover. Aku
pengen kita dance diatas panggung sambil niruin dance miss A yang judul lagunya
Good bye babby itu lohh. Kemaren Sonya telpon aku dia ngajakin aku sama kamu
buat ikut berpartisipasi diacara pensi sekalian jadi perwakilan dari kelas
kita,” Vera menjelaskan panjang lebar kepada Keyla dengan sangat antusias.
Sonya adalah teman sekelas Keyla yang memang sangat tergila-gila sekali
pada hal yang berbau korea, mulai dari drama, K-pop, budaya, bahkan fashion.
Terkadang bila ada konser boyband korea yang diadakan ditanah air, tak
segan-segan Sonya merogoh koceknya dalam-dalam demi melihat sang idola secara
langsung.
“Tapi kita kan udah kelas tiga, apa anak kelas tiga masih boleh ikut berpartisipasi
dalam pensi?” tanya Keyla.
“Yaa jelas boleh lah, kita jadi ikut kan?” tanya Vera dengan penuh
harapan. Keyla mengangguk. Sebenarnya ia tidak begitu ingin menerima tawaran
Vera. Namun, ia tidak ingin mengecewakan hati sahabatnya itu.
“Masuk kelas yuk” ajak Vera seraya mengamit lengan Keyla.
****
Sepulang sekolah Keyla, Vera, Ike dan Sonya berlatih memperisiapkan diri
mereka untuk pensi bulan depan. Mereka berlatih dirumah Sonya yang kebetulan
mempunyai kamar yang cukup luas untuk dipakai berlatih dance.
Drrttt…drttt hape Keyla bergetar pertanda ada pesan masuk.
From
: Ray my Chagi
Key,
kamu dmn sekarang? Kok ga ada dikelas?
Astaga, Keyla benar-benar lupa mengabari Ray karena begitu pulang
sekolah ia dan teman-temannya langsung pergi kerumah Keyla. Hari ini adalah
hari jumat. Setiap hari jumat kelas Ray memang selalu pulang telat karena harus
mengikuti jadwal tambahan praktikum TIK. Padahal niatnya tadi begitu bel jam
pelajaran terakhir berbunyi Keyla akan memberitahu Ray kalau hari ini tidak bisa
pulang bareng. Tapi ia benar-benar lupa sehingga tidak mengsms Ray.
*NB: kalo ada kesempatan ceritanya dilanjutin lagi ^^v