halo readers.. setelah sekian lama gue vakum dari blog gegara tugas kuliah gue yang berjibun, hari ini gue bawa cerpen yang sebenarnya belum kelar,ckckc hobi banget yee gue bawa-bawa cerita yang belum kelar. walopun belum kelar tapi gue janji kok cerita yang ini bakal gue kelarin sampe END... Doain aje yee.. *plaaak*
judul : (gue belum tau judulnya apaan --?)
♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪
pagi hari bersinar cerah. Secerah hati seorang
gadis yang bernama Rheina. pagi ini ia akan bersiap-siap untuk melihat hasil
test yang ia ikuti disebuah lembaga bimbingan belajar yang ia ikuti seminnggu
lalu. Dengan senyum sumringah diwajahnya, Rheina membayangkan hasil test yang
akan diterimanya nanti.
***
Kini Rheina berada didepan papan
pengumuman sembari berdesakan dengan orang-orang yang juga ingin melihat hasil
testnya. Ia berusaha mencari namanya dengan teliti. “Rheina maharani”
gumamnya.. lalu matanya tertuju pada sederetan angka-angka yang menunjukan
nilai testnya yang cukup memuaskan..
“Ayu..Gue lulus!!” teriak Rheina pada sahabat disebelahnya.. “gue juga..!”
sahut Ayu . Saking gembiranya, dua gadis itu loncat-loncat kegirangan tanpa
memikirikan kondisi sekitar.
Bruukk.. Rheina tak sengaja
mendorong seseorang hingga terjatuh.
“Rhein,,lo nggak papa??” ayu berusaha membangunkan Rheina. sebelum
Rheina sempat berdiri, sebuah tangan terjulur pada Rheina. Rheina mendongak
melihat si pemilik tangan tersebut. “maaf, maafin aku,”si pemilik tangan itu
bersuara. Rheina tercekat melihat seseorang yang ada dihadapannya itu. Seorang
cowok berkacamata minus tebal serta Rambut belah tengah yang terlihat sangat
lepek. Sadar bahwa sedari tadi diperhatikan terus oleh cewek dihadapannya itu.
Cowok berkaca mata minus itu menundukan kepalanya.
“hmm seharusnya gue yang minta
maaf.. yang nabrak elo itukan gue” Rheina meralat ucapan cowok berkacamata
minus itu seraya berdiri tanpa menerima bantuan dari ayu ataupun si cowok
berkacamata. “gue Rheina..” Rheina menguluran tangannya. “Aldi” ucap cowok
berkacamata itu yang ternyata bernama Aldi. Rheina tersenyum pada Aldi. Entah
mengapa senyuman Rheina membuat Aldi merasakan sesuatu yang membuat dadanya
sesak.
“kalo gitu gue duluan ya..” ucap
Rheina sembari menarik lengan Ayu yang masih bengong. Takjub melihat penampilan
Aldi..
“Rhein. Kok ada ya cowok kayak
Aldi??” tanya Ayu sembari menyeruput secangkir Cappucino.
“Aldi siapa maksud lo??”
“ ini anak pikunnya udah stadium
empat kali yah?? Itu loh.. Aldi yang sempet lo tabrak tadi ditempat bimbel,
penampilannya itu loh bikin gue Shock..”
“owh.. Aldi kan ada banyak..
salah satunya Aldi ketua Tim basket di sekolah kita kan. Gue mana tau Aldi yang
lo maksud itu siapa. Emang kenapa sama Aldi yang tadi, prasaan ga ada yang aneh
deh?” tanya Rheina cuek. Gadis itu tetap asyik dengan makanannya.
“gayanya itu lho yang enggak
banget. Kalo kayak gitu penampilannya mana ada cewek yang mau jadi pacarnya
dia. Ia gag Rhein.. heei Rhein?? Lo denger gue gag sih?” ayu mengibas-ngibaskan
tangannya dihadapan Rheina saat mengetahui tidak ada respon dari cewek manis
itu.
“eh??”
“lo mikirin apa sih Rhein. Sampe
omongan gue barusan nggak lo denger?” kesal Ayu.
“hmm.. sorry. Ng.. tadi lo nanya
ada yang mau jadi pacarnya dia ya?”
“tau deh.. udah ketelen,” jawab
ayu dongkol
“hey beb.. jangan ngambek gitu
donk, hmm lagian kalo menurut gue mau dia bergaya kaya gimana pun itu kan
haknya dia dear” Rayu Rheina seraya
mencubit pipi sahabatnya itu. Tak lama setelah itu, ayu kembali tersenyum.
“nah gitu donk. Gitu kan cantik.
Siapa tau Reza bisa suka sama elo.” Sindir Rheina dengan nada bercanda begitu
melihat sahabtanya kembali tersenyum.
“apaaan sih lo Rhein..” ayu menyanggah
malu.
“lho emang bener kan. Lo dari
dulu setia nunggu cintanya Reza.hehehe”
“eh..rheina..rheina.. itu kan
Aldi..!” tiba-tiba Ayu yang awalnya tengah tersipu malu berubah gawat saat
melihat sosok Aldi yang datang berjalan ke arah meja mereka.Rheina menoleh
kebelakang dan melihat sosok Aldi berjalan kearah mereka.
“ini punya kamu kan??” Aldi
menyodorkan sebuah buku kecil pada Rheina.
“eh..? kok bisa ada di elo?”
Rheina terkejut saat melihat buku yang ada ditangan Aldi.
“tadi aku temuin ini dideket kamu
jatuh tadi. aku pikir ini punya kamu.”
“hmm..makasih,” ucap Rheina
seraya mengambil buku itu dari tangan
Aldi.
Aldi tersenyum, entah apa arti
dibalik senyumannya itu. Kemudian Aldi melirik jam tangannya dan ia menoleh
pada Rheina dan ayu yang sama-sama sedang dalam keadaan diam.
“ehh.. aku balik dulu ya.” Pamit
Aldi dengan kepala sedikit ditundukan.
Ketika Aldi sudah berjalan cukup
jauh. Ayu kembali bersuara “itu cowok aneh banget deh, setiap ngomong sama elo
pasti dia nundukin kepalanya.”
“mungkin dia emang gitu kali,”
jawab Rheina asal.
“eh btw itu buku apaan?”tanya ayu
yang penasaran melihat buku bersampul
biru safir ditangan Rheina.
“ada deh.. mau tau aja” Rheina
lalu memasukan buku kecil itu kedalam tas selempangnya. “eh balik yuk, kita kan
harus kegramedia dulu buat cari referensi buku untuk tugas kita,” sambung
Rheina.
“tapi makanan gue belum habis nih”
rengek ayu.
***
Seorang cowok berwajah tampan,
kini tengah mengamati foto seorang gadis yang tengah tersenyum lepas. Gadis
itulah yang selalu ada dipikirannya. semenjak gadis yang ada dalam foto itu
pergi meninggalkannya untuk selamanya. Belum ada satupun seseorang yang dapat
mengisi relung hatinya. Karena baginya, semua sama saja.
Foto itu kembali disimpan didalam
sebuah kotak. Kemudian cowok itu membaringkan tubuhnya berharap ia akan bertemu
dengan gadis yang ia sayangi itu, walaupun hanya didalam mimpi..
***
Keesokan harinya, kelas XI IPA3
kedatangan seorang murid baru. Semua murid cewek yang ada dikelas XI IPA3
pandangannya terpaku pada seorang cowok bertubuh jangkung, yang kini tengah
berdiri memperkenalkan diri didepan kelas.
“waoow.. senyumnya menawan
banget.” Celetuk Ayu. Rheina yang duduk disamping ayu menoleh ke arah ayu. “ia
menurut lo, tapi bagi gue Cuma Choi Siwon yang senyumannya paling menawan,”
ucap Rheina sambil membayangkan wajah Choi siwon, artis idolanya.
Setelah memperkenalkan diri.
Aldo, nama murid baru itu. Berjalan kearah bangku yang ditunjukan oleh pak
Satia. Wali kelas XI IPA3.
Meja Aldo persis disamping meja
Rheina. Ayu yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Aldo langsung menjulurkan
tangannya pada Aldo.
“Ayu..” ujar ayu dengan gaya
kecentilan. Sementara yang diajak berkenalan hanya memberikan senyum super
manis miliknya. Namun uluran tangan Ayu
tidak dibalas oleh Aldo. Hal ini membuat Ayu malu sendiri. Untung teman-teman
sekelasnya tidak melihat aksinya itu. Kecuali Rheina.
“Ayu.. Ayu.. lagian elo sih.
Nafsu amat pengen kenalannya. Kan bisa nanti.” Bisik Rheina seraya tertawa
kecil melihat nasib sahabatnya itu.
“ ia deh. Yang penting Gue harus
bisa kenalan sama Aldo.”
Pak Satia kembali menerangkan
materinya seputar Integral yang tadinya sempat tertunda. Selama jam pelajaran
berlangsung Ayu selalu menyempatkan diri melirik kearah Aldo.
setengah jam kemudian..
“kamu bisa ikut keruangan bapak?”
tanya pak satia saat Rheina mengumpulkan tugas teman-teman sekelasnya.
“ada apa ya pak?” Rheina
mengkerut.
“nanti akan bapak beritahu. Kamu
bisa kan?” Rheina mengangguk. Lalu menoleh kearah Ayu yang juga mendengar
pembicaraan antara pak Satia dan Rheina dari tempat duduknya.
Akhirnya Rheina mengikuti
permintaan pak Satia. Sesampainya diruang guru, rheina disuruh menunggu
seseorang yang akan menjadi partnernya, begitu kata pak Satia. Rheina masih
belum mengerti maksud dari pak Satia. ia hanya menuruti perintah beliau.
Sampai akhirnya cowok yang
bernama Aldo masuk keruangan yang sama
dengan Rheina. nampaknya Aldo juga kemari atas perintah dari pak Satia. cowok
bertubuh jangkung itu duduk bersebelahan dengan Rheina.
Mulailah pak Satia menjelaskan
maksud dan tujuannya. Ternyata pak Satia menyuruh Rheina dan Aldo datang
keruangannya adalah untuk memberikan sebuah pekerjaan kepada Rheina dan Aldo. Sebenarnya
bukan pekerjaan karena mereka tidak digaji, lebih tepatnya sebuah tugas yang
akan mereka jalani mulai seminggu kedepan.
“saya memilih kalian karena saya
tahu kalian mempunyai nilai akademik yang cukup bagus dikelas, begitupun nak
Aldo saya percaya pada nak Aldo karena disekolah nak Aldo yang sebelumnya juga
begitukan selalu menjadi juara kelas. Nah saya ingin kalian berdua menjadi guru
disebuah sekolah nonformal bagi anak-anak yang kurang mampu. Sekolah itu
bernama “Hikari School” yang pada dasarnya memang didirikan oleh yayasan dari
sekolah kita. Berhubung minggu depan kalian sudah dapat melaksanakan tugas
kalian, kalian tida perlu khawatir soal absen kalian dikelas. Kalian akan
mendapatkan dispensasi dari sekolah, dan kegiatan ini sama sekali tidak
mempengaruhi nilai kalian selama dikelas nantinya. Saya berharap kalian mau
menjalankan tugas ini karena saya percaya pada kalian bahwa kalian adalah siswa
dan siswi terbaik disekolah ini.”
Setelah menjelaskan itu semua,
tanpa membutuhkan waktu yang lama untuk berpikir Rheina dan Aldo menyetujui
permintaan pak Satia. ~TBC~
ehemm.. *check sound* gimana nih readers sama cerpen belum kelar punya gue.. harap maklum ya kalo jelek + gaje.. gomen minna san ^^
ehemm.. *check sound* gimana nih readers sama cerpen belum kelar punya gue.. harap maklum ya kalo jelek + gaje.. gomen minna san ^^
Nb: maybe next time gue bakal lanjutin ini cerita.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar ^^