Rabu, 13 Februari 2013

Cerpen ga jelas gue -__-"

halo readers.. setelah sekian lama gue vakum dari blog gegara tugas kuliah gue yang berjibun, hari ini gue bawa cerpen yang sebenarnya belum kelar,ckckc hobi banget yee gue bawa-bawa cerita yang belum kelar. walopun belum kelar tapi gue janji kok cerita yang ini bakal gue kelarin sampe END..Doain aje yee.. *plaaak*
 judul : (gue belum tau judulnya apaan --?) 

♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪

 pagi hari bersinar cerah. Secerah hati seorang gadis yang bernama Rheina. pagi ini ia akan bersiap-siap untuk melihat hasil test yang ia ikuti disebuah lembaga bimbingan belajar yang ia ikuti seminnggu lalu. Dengan senyum sumringah diwajahnya, Rheina membayangkan hasil test yang akan diterimanya nanti.
***
Kini Rheina berada didepan papan pengumuman sembari berdesakan dengan orang-orang yang juga ingin melihat hasil testnya. Ia berusaha mencari namanya dengan teliti. “Rheina maharani” gumamnya.. lalu matanya tertuju pada sederetan angka-angka yang menunjukan nilai  testnya yang cukup memuaskan.. “Ayu..Gue lulus!!” teriak Rheina pada sahabat disebelahnya.. “gue juga..!” sahut Ayu . Saking gembiranya, dua gadis itu loncat-loncat kegirangan tanpa memikirikan kondisi sekitar.
Bruukk.. Rheina tak sengaja mendorong seseorang hingga terjatuh.  “Rhein,,lo nggak papa??” ayu berusaha membangunkan Rheina. sebelum Rheina sempat berdiri, sebuah tangan terjulur pada Rheina. Rheina mendongak melihat si pemilik tangan tersebut. “maaf, maafin aku,”si pemilik tangan itu bersuara. Rheina tercekat melihat seseorang yang ada dihadapannya itu. Seorang cowok berkacamata minus tebal serta Rambut belah tengah yang terlihat sangat lepek. Sadar bahwa sedari tadi diperhatikan terus oleh cewek dihadapannya itu. Cowok berkaca mata minus itu menundukan kepalanya.
“hmm seharusnya gue yang minta maaf.. yang nabrak elo itukan gue” Rheina meralat ucapan cowok berkacamata minus itu seraya berdiri tanpa menerima bantuan dari ayu ataupun si cowok berkacamata. “gue Rheina..” Rheina menguluran tangannya. “Aldi” ucap cowok berkacamata itu yang ternyata bernama Aldi. Rheina tersenyum pada Aldi. Entah mengapa senyuman Rheina membuat Aldi merasakan sesuatu yang membuat dadanya sesak.
“kalo gitu gue duluan ya..” ucap Rheina sembari menarik lengan Ayu yang masih bengong. Takjub melihat penampilan Aldi..

“Rhein. Kok ada ya cowok kayak Aldi??” tanya Ayu sembari menyeruput secangkir Cappucino.
“Aldi siapa maksud lo??”
“ ini anak pikunnya udah stadium empat kali yah?? Itu loh.. Aldi yang sempet lo tabrak tadi ditempat bimbel, penampilannya itu loh bikin gue Shock..”
“owh.. Aldi kan ada banyak.. salah satunya Aldi ketua Tim basket di sekolah kita kan. Gue mana tau Aldi yang lo maksud itu siapa. Emang kenapa sama Aldi yang tadi, prasaan ga ada yang aneh deh?” tanya Rheina cuek. Gadis itu tetap asyik dengan makanannya.
“gayanya itu lho yang enggak banget. Kalo kayak gitu penampilannya mana ada cewek yang mau jadi pacarnya dia. Ia gag Rhein.. heei Rhein?? Lo denger gue gag sih?” ayu mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Rheina saat mengetahui tidak ada respon dari cewek manis itu.
“eh??”
“lo mikirin apa sih Rhein. Sampe omongan gue barusan nggak lo denger?” kesal Ayu.
“hmm.. sorry. Ng.. tadi lo nanya ada yang mau jadi pacarnya dia ya?”
“tau deh.. udah ketelen,” jawab ayu dongkol
“hey beb.. jangan ngambek gitu donk, hmm lagian kalo menurut gue mau dia bergaya kaya gimana pun itu kan haknya dia dear” Rayu  Rheina seraya mencubit pipi sahabatnya itu. Tak lama setelah itu, ayu kembali tersenyum.
“nah gitu donk. Gitu kan cantik. Siapa tau Reza bisa suka sama elo.” Sindir Rheina dengan nada bercanda begitu melihat sahabtanya kembali tersenyum.
“apaaan sih lo Rhein..” ayu menyanggah malu.
“lho emang bener kan. Lo dari dulu setia nunggu cintanya Reza.hehehe”
“eh..rheina..rheina.. itu kan Aldi..!” tiba-tiba Ayu yang awalnya tengah tersipu malu berubah gawat saat melihat sosok Aldi yang datang berjalan ke arah meja mereka.Rheina menoleh kebelakang dan melihat sosok Aldi berjalan kearah mereka.
“ini punya kamu kan??” Aldi menyodorkan sebuah buku kecil pada Rheina.
“eh..? kok bisa ada di elo?” Rheina terkejut saat melihat buku yang ada ditangan Aldi.
“tadi aku temuin ini dideket kamu jatuh tadi. aku pikir ini punya kamu.”
“hmm..makasih,” ucap Rheina seraya mengambil buku itu dari tangan  Aldi.
Aldi tersenyum, entah apa arti dibalik senyumannya itu. Kemudian Aldi melirik jam tangannya dan ia menoleh pada Rheina dan ayu yang sama-sama sedang dalam keadaan diam.
“ehh.. aku balik dulu ya.” Pamit Aldi dengan kepala sedikit ditundukan.
Ketika Aldi sudah berjalan cukup jauh. Ayu kembali bersuara “itu cowok aneh banget deh, setiap ngomong sama elo pasti dia nundukin kepalanya.”
“mungkin dia emang gitu kali,” jawab Rheina asal.
“eh btw itu buku apaan?”tanya ayu yang  penasaran melihat buku bersampul biru safir ditangan Rheina.
“ada deh.. mau tau aja” Rheina lalu memasukan buku kecil itu kedalam tas selempangnya. “eh balik yuk, kita kan harus kegramedia dulu buat cari referensi buku untuk tugas kita,” sambung Rheina.
“tapi makanan gue belum habis nih” rengek ayu.
***
Seorang cowok berwajah tampan, kini tengah mengamati foto seorang gadis yang tengah tersenyum lepas. Gadis itulah yang selalu ada dipikirannya. semenjak gadis yang ada dalam foto itu pergi meninggalkannya untuk selamanya. Belum ada satupun seseorang yang dapat mengisi relung hatinya. Karena baginya, semua sama saja.
Foto itu kembali disimpan didalam sebuah kotak. Kemudian cowok itu membaringkan tubuhnya berharap ia akan bertemu dengan gadis yang ia sayangi itu, walaupun hanya didalam mimpi..
***
Keesokan harinya, kelas XI IPA3 kedatangan seorang murid baru. Semua murid cewek yang ada dikelas XI IPA3 pandangannya terpaku pada seorang cowok bertubuh jangkung, yang kini tengah berdiri memperkenalkan diri didepan kelas.
“waoow.. senyumnya menawan banget.” Celetuk Ayu. Rheina yang duduk disamping ayu menoleh ke arah ayu. “ia menurut lo, tapi bagi gue Cuma Choi Siwon yang senyumannya paling menawan,” ucap Rheina sambil membayangkan wajah Choi siwon, artis idolanya.
Setelah memperkenalkan diri. Aldo, nama murid baru itu. Berjalan kearah bangku yang ditunjukan oleh pak Satia. Wali kelas XI IPA3.
Meja Aldo persis disamping meja Rheina. Ayu yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Aldo langsung menjulurkan tangannya pada Aldo.
“Ayu..” ujar ayu dengan gaya kecentilan. Sementara yang diajak berkenalan hanya memberikan senyum super manis miliknya.  Namun uluran tangan Ayu tidak dibalas oleh Aldo. Hal ini membuat Ayu malu sendiri. Untung teman-teman sekelasnya tidak melihat aksinya itu. Kecuali Rheina.
“Ayu.. Ayu.. lagian elo sih. Nafsu amat pengen kenalannya. Kan bisa nanti.” Bisik Rheina seraya tertawa kecil melihat nasib sahabatnya itu.
“ ia deh. Yang penting Gue harus bisa kenalan sama Aldo.”
Pak Satia kembali menerangkan materinya seputar Integral yang tadinya sempat tertunda. Selama jam pelajaran berlangsung Ayu selalu menyempatkan diri melirik kearah Aldo.
setengah jam kemudian..
“kamu bisa ikut keruangan bapak?” tanya pak satia saat Rheina mengumpulkan tugas teman-teman sekelasnya.
“ada apa ya pak?” Rheina mengkerut.
“nanti akan bapak beritahu. Kamu bisa kan?” Rheina mengangguk. Lalu menoleh kearah Ayu yang juga mendengar pembicaraan antara pak Satia dan Rheina dari tempat duduknya.
Akhirnya Rheina mengikuti permintaan pak Satia. Sesampainya diruang guru, rheina disuruh menunggu seseorang yang akan menjadi partnernya, begitu kata pak Satia. Rheina masih belum mengerti maksud dari pak Satia. ia hanya menuruti perintah beliau.
Sampai akhirnya cowok yang bernama Aldo masuk keruangan  yang sama dengan Rheina. nampaknya Aldo juga kemari atas perintah dari pak Satia. cowok bertubuh jangkung itu duduk bersebelahan dengan Rheina.
Mulailah pak Satia menjelaskan maksud dan tujuannya. Ternyata pak Satia menyuruh Rheina dan Aldo datang keruangannya adalah untuk memberikan sebuah pekerjaan kepada Rheina dan Aldo. Sebenarnya bukan pekerjaan karena mereka tidak digaji, lebih tepatnya sebuah tugas yang akan mereka jalani mulai seminggu kedepan.
“saya memilih kalian karena saya tahu kalian mempunyai nilai akademik yang cukup bagus dikelas, begitupun nak Aldo saya percaya pada nak Aldo karena disekolah nak Aldo yang sebelumnya juga begitukan selalu menjadi juara kelas. Nah saya ingin kalian berdua menjadi guru disebuah sekolah nonformal bagi anak-anak yang kurang mampu. Sekolah itu bernama “Hikari School” yang pada dasarnya memang didirikan oleh yayasan dari sekolah kita. Berhubung minggu depan kalian sudah dapat melaksanakan tugas kalian, kalian tida perlu khawatir soal absen kalian dikelas. Kalian akan mendapatkan dispensasi dari sekolah, dan kegiatan ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai kalian selama dikelas nantinya. Saya berharap kalian mau menjalankan tugas ini karena saya percaya pada kalian bahwa kalian adalah siswa dan siswi terbaik disekolah ini.”
Setelah menjelaskan itu semua, tanpa membutuhkan waktu yang lama untuk berpikir Rheina dan Aldo menyetujui permintaan pak Satia. ~TBC~

ehemm.. *check sound* gimana nih readers sama cerpen belum kelar punya gue.. harap maklum ya kalo jelek + gaje.. gomen minna san ^^
 
Nb: maybe next time gue bakal lanjutin ini cerita.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar ^^